SURAT GEMBALA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG HARI MINGGU HAK 2018


SURAT GEMBALA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

HARI MINGGU HAK 2018

Dibacakan atau diterangkan pada Sabtu – Minggu, 20 – 21 Januari 2018

“Menghadirkan Gereja Yang Inklusif, Inovatif danTransformatif demi Terwujudnya Peradaban Kasih bagi Masyarakat yang Sejahtera, Bermartabat dan Beriman melalui Dialog Interreligius dan Ekumenis”

Saudari-saudaraku yang terkasih. Salam sejahtera dan berkah Dalem.

Kita semua bersyukur memasuki tahun ketiga Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang (ARDAS KAS) 2016-2020. Tema pelayanan pastoral tahun 2018 adalah “Menjadi Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif yang bekerjasama sinergi dalam masyarakat multikultural mewujudkan kesejahteraan”. Tema ini berbingkai pada ARDAS KAS lima tahun pertama untuk menyemangati karya pastoral kita dalam rangka mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agamanya. Itulah sebabnya, tema dan judul Surat Gembala ini “Menghadirkan Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif demi terwujudnya peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman melalui dialog Interreligius dan ekumenis”.

Syukur kepada Allah bahwa dalam rangka semuanya itu, setiap tahun kita mengawalinya dengan gerakan bersama secara ekumenis bersama Gereja Universal melalui Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani (PDS-KUK). Sejak tahun 1908 Gereja Katolik – melalui Dewan Kepausan untuk Kesatuan Umat Kristiani – bekerjasama dengan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia menyelenggarakan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani. Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia ini merupakan representasi ekumenis tingkat global dari sisi Gereja Reformasi (Kristen Protestan) dan keduanya menyelenggarakan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani. Kerjasama itu membuahkan tema-tema tahunan dan bahan-bahan refleksi yang direnungkan selama satu pekan, dan juga menyelenggarakan tata ibadah bersama secara ekumenis.

Pada tahun 2018, tema Pekan Doa Sedunia dikutip dari Keluaran 15:1-21. Rumusan temanya adalah “Tangan kanan-Mu, Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu”. Dalam konteks aslinya, tema ini berpangkal pada penderitaan akibat ketertindasan yang dialami oleh suatu komunitas umat dan masyarakat di Karibia. Pengalaman seperti itu menjadi pengalaman universal yang bisa terjadi di mana saja, dalam bentuk yang berbeda-beda.

Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani secara global-universal dilaksanakan setiap tanggal 18-25 Januari. Sejak tahun 2010, melalui Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan, Keuskupan Agung Semarang menanggapi peristiwa itu secara positif dan konkret. Ada beberapa hal yang kita lakukan bersama dalam rangka Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani. Pertama, Komisi HAK KAS menyadur dan menerbitkan bahan-bahan yang disediakan oleh Dewan Kepausan untuk Kesatuan Umat Kristiani bekerjasama dengan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia sebagai bahan refleksi dan doa selama satu pekan. Kedua, Komisi HAK KAS bekerjasama dengan Gereja-Gereja Kristen di empat kevikepan (Semarang, Kedu, Surakarta, dan DIY) menyelenggarakan ibadat bersama dalam rangka Pekan Doa Sedunia ini. Ketiga, kita menyerukan Hari Minggu HAK KAS, yakni hari Minggu dalam rentang tanggal 18-25 Januari, sebagai Hari Minggu HAK KAS. Dalam rangka itulah, Surat Gembala ini saya sampaikan kepada seluruh umat di KAS.

Saudari-saudaraku yang terkasih. Yang kita kerjakan dalam rangka Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani ini selaras dengan fokus pastoral KAS 2018, yakni “Menjadi Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif yang bekerjasama sinergi dalam masyarakat multikultural mewujudkan kesejahteraan”. Kecuali itu, pada tanggal 26-28 Oktober 2018 kita akan menyelenggarakan Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda KAS. Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda ini sebetulnya merupakan kelanjutan dari Kongres Persaudaraan Sejati KAS yang dilaksanakan empat tahun yang lalu di Muntilan. Atas sejumlah pertimbangan, Kongres Persaudaraan Sejati II diubah menjadi Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda. Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda KAS juga akan menjadi kelanjutan AYD VII pada tahun 2017 yang lalu. Kita tetap hendak melanjutkan, mendampingi, dan mengembangkan semangat hidup orang muda untuk menghadirkan Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif yang bekerjasama sinergi dalam masyarakat multikultural mewujudkan kesejahteraan.

Saudari-saudaraku yang terkasih. Sesuai dengan bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini (Minggu Biasa III), kita bersyukur bahwa tangan-tangan Tuhan sungguh mulia, karena kekuasaan-Nya dinyatakan bukan untuk menghancurkan melainkan untuk menyelamatkan, sebagaimana dialami oleh penduduk Ninive (Bacaan I). Allah mengampuni dan menyelamatkan umat-Nya yang bertobat dan terbuka untuk mengembangkan cara hidup yang inklusif, inovatif dan transformatif. Maka, selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia ini, kita diajak untuk bersikap lepas bebas dalam kegembiraan dengan mengandalkan Allah yang selalu siap menolong dan menyelamatkan kita (bdk. Bacaan II). Kita hanya dapat mengandalkan kekuatan tangan Tuhan bila kita membuka diri bagi pertobatan. Bertobat berarti pula siap diutus untuk mewartakan kasih-Nya, bukan dengan memecah-belah dan mencerai-beraikan, melainkan dengan cara mengumpulkan, mempersatukan dan membangun persaudaraan yang sejati (lihat Injil).

Sambil mengandalkan tangan Tuhan, kita bertekad menghadirkan Gereja yang inklusif, inovatif dan transformatif yang bekerjasama sinergi dalam masyarakat multikultural mewujudkan kesejahteraan. Beberapa hal bisa kita lakukan.

Pertama, di tingkat paroki, kita memulai dan meningkatkan kerjasama dengan Gereja-Gereja Kristen terdekat dalam membangun gerakan ekumenis. Selama bulan Januari-Februari ini, baiklah diselenggarakan Ibadat Ekumene dalam rangka Pekan Doa Sedunia. Ibadat bisa menggunakan panduan yang disediakan oleh Komisi HAK KAS. Masih dalam rangka srawung ekumenis, saya mengajak Umat untuk terlibat dalam Natalan-Paskah Ekumenis yang diselenggarakan di kevikepan masing-masing.

 Kedua, sejumlah paroki di KAS sudah membangun srawung dengan umat beragama dalam rangka Pesta Nama atau HUT Paroki dengan cara kenduri (selamatan) bersama dengan meminta tokoh agama lain (Modin/Pendeta/Bhiksu) untuk turut memimpin doa selamatan. Ini bagus, silahkan dilanjutkan. Termasuk pula berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti pentas seni/budaya lintas agama, olah raga, gerakan ekologis untuk merawat lingkungan. Kegiatan-kegiatan kebersamaan ini merupakan hal baik yang dapat terus ditingkatkan.

Ketiga, Lembaga-lembaga Kesehatan dan Sosial serta Lembaga Pendidikan Katolik memprakarsai “dialog kehidupan” maupun “dialog ilmu pengetahuan”, sehingga melalui upaya ini, kehidupan bersama menjadi wahana mewujudkan bonum commune – kebaikan bersama serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan cara-cara itu, Gereja menghayati sikap srawung dan mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman bersama umat beragama lain.

Akhirnya, saya ingin berterimakasih kepada Ibu-Bapak, Rekan Muda-Remaja-Anak-anak, Para Bruder-Suster-Frater, Romo, aktivis Sosial kemasyarakatan politik yang dalam pelbagai kesempatan, dengan penuh gairah terus berupaya dengan caranya masing-masing, menghadirkan Gereja di tengah masyarakat multikultural. Dalam rangka mendukung persiapan dan pelaksanaan Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda KAS Oktober 2018 mendatang, dengan rendah hati saya memohon agar setiap paroki mempersiapkan dua orang OMK (satu laki-laki, satu perempuan) untuk diutus sebagai peserta Srawung. Mereka dipersilahkan mengajak teman-teman lintas agama, masing-masing satu orang (Islam, Hindu, Buddha, Konghucu, Penghayat sekiranya ada di wilayah paroki).

Terima kasih atas kebaikan dan kemurahan hati untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda KAS. Tuhan pasti melimpahkan berkat kepada Anda semua. Kita terus berharap, kerukunan dan persaudaraan sejati antar umat beriman semakin terwujud demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Salam, doa, dan berkah Dalem.
Semarang, Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, 1 Januari 2018

† Mgr. Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung Semarang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelantikan Anggota Baru THS THM Stasi BSB Semarang

Pastor Paroki Baru di Paroki St. Theresia Bongsari Semarang

Sosialisasi Pelaksanaan Pendataan Anggota CU Pelita Usaha